Jakarta, 16 Februari 2017. Sejak boomingnya media sosial, arus informasi hampir tidak terbendung. Setiap orang dengan mudah membagi informasi. Tercatat pada tahun 2016 lebih dari 1.8 billion akun yang terdaftar di Facebook. Tak ayal, Facebook tercatat sebagai media sosial yang paling banyak digunakan di Indonesia, di susul oleh Youtube, Twitter dan Instagram. Melihat statistik tersebut, diseminasi hasil-hasil penelitian dan pengembangan perikanan dapat dilakukan dengan media sosial untuk mampu menjangkau khalayak banyak. Pada kesempatan kali ini Agus Setiyawan membagikan pengalamannya dalam mempromosikan penelitian. Pemilik akun Instagram yang memiliki follower lebih dari 43,000 orang menambahkan pentingnya media sosial dalam menyampaikan pesan edukasi secara cepat dan masal. Dikesempatan terpisah Kepala Pusat Riset Perikanan, Dr. Toni Ruchimat menyampaikan pentingnya untuk membentuk tim yang mampu merespon cepat isu-isu yang hangat seputar dunia perikanan. Sehingga, berita lebih berimbang dan tidak liar. Agus menilai sosial media Instagram lebih unggul dari sisi penyampaian pesan dengan pertimbangan jumlah pengguna, komposisi pengguna dan jumlah maksimum karakter. Agus menambahkan tips untuk memperoleh atensi yang tinggi untuk postingan di Instagram, yakni pentingnya memilih foto (pilih foto yang tidak umum, berikan kesan mononjol serta masukkan unsur aktifitas manusia didalamnya), membuat caption yang menarik (ringan dan cerita menarik dibalik foto tersebut), penggunaan hashtag (tanda "#"; hashtag layaknya kata kunci pencarian yang diusahakan terkait dengan hashtag lain yang sedang hangat diperbincangkan), pemilihan waktu saat posting (sebaiknya di-posting pada rentang waktu 7:00-8:00, 13:00-13:30 dan 16:30-18:00 untuk memperoleh atensi yang tinggi) dan jumlah follower yang ikut menentukan jumlah atensi. Pembuatan teaser yakni video singkat yang berkaitan tentang perikanan, mulai dari analisis isi perut, ambil otolith hingga menentukan kematangan telur. Tips tersebut telah teruji, sebelum diskusi dimulai Agus menyempatkan posting photo aktifitas penelitian mengenai Line Hauler, dan hanya dalam waktu 2 jam saja foto tersebut mampu mendulang 600-an likes. Agus Cahyadi dan Bagus Hendrajana selaku eselon III di Puslitbangkan menambahkan pentingnya kehati-hati dan membagikan informasi, terutama bila bersifat institusi dan informasinya sangat vital (eg. Estimasi potensi dan dampak reklamasi). Sehingga dirasa perlu dibentukan tim kecil yang tugasnya me-review dan mem-filter informasi yang akan disampaikan. Termasuk juga persantunan saat sebagian informasi kegiatan penelitian dipublikasikan di sosial media. Kehati-hatian juga perlukan untuk menyampaikan informasi yang dapat ditafsirkan berbeda (blunder), yang justru malah berpeluang mendiskreditkan puslitbang sendiri. Hal ini mengingat masyarakat kita yang masih awam dalam memilih dan memilah informasi khususnya di-era digital saat ini. Meskipun begitu, Bambang Sumiono selaku ketua penelitian perikanan laut berpendapat bahwa kita tidak bisa menampik perlunya kita bergaung di era digital saat ini. Paling tidak kita mampu memperkenalkan perikanan kepada khalayak ramai dengan cara yang menarik dan sederhana. So, gunakan sosial media dengan bijak and think twice before you share. (app) Photo credit: Rudy Purwoko
BagIKAN News - Media Sosial Booster; bagian yang hilang dari penelitian
Updated: Jun 9, 2020