top of page
Andhika Prasetyo

BagIKAN News - Site selection; GIS-based Fisheries

Updated: Jun 9, 2020


BagIKAN News - Site selection; GIS-based Fisheries Jakarta, 19 May 2017. Seberapa luas zona inti dan dimana lokasinya? Seberapa jauh dari pemukiman? Bagaimana memprediksi zona penangkapan ikan? Sejauh apa larva lobster tersebar? Lokasi yang sesuai untuk budidaya kerapu? Pertanyaan-pertanyaan tersebut hanya segelitir pertanyaan yang mampu dijawab dengan GIS (Geographical Information System). Diskusi BagIKAN kali ini adalah pemanfaatan GIS untuk menjawab masalah perikanan. Saudari Ariani Andayani membagikannya untuk kita. Beliau menjelaskan bahwa GIS adalah perangkat untuk memvisualisasikan, mempertanyakan, menganalisis, mengintepretasi data untuk memahami hubungan, pola dan tren. GIS mensyaratkan data yang digunakan haruslah memiliki spatial georeference yakni memiliki kordinat geografis dan terproyeksi. Ada 2 jenis data utama yang diolah dengan GIS, yakni vektor (berupa titik, garis, poligon atai TINs) dan raster (pixel). Wanita yang mengambil S2 pada topik ini menambahkan bahwa dewasa ini, jenis data raster lebih sering digunakaan untuk analisis dengan pertimbangan kemudahan perhitungan dan waktu analisis yang lebih cepat dibandingkan dengan jenis data vector. Secara umum analisis GIS terdiri dari beberapa tahapan, yakni penetapan kriteria dan masalah, pengumpulan dataset, analisis spasial, keluaran dan pembuatan keputusan. Banyak alternatif perangkat lunak yang bisa digunakan untuk analisis GIS, sebut saja ArcView, Mapinfo, ArcGIS, QGIS, dll. Cara kerja perangkat lunak tersebut tak ubahnya seperti perangkat lunak pengolah gambar seperti Photoshop, dimana setiap infomasi/kriteria disusun sebagai lapisan (layer). Namun bedanya layer dalam GIS terkoneksi dengan data tabuler (attribute). Analisis data raster umumnya menggunakan raster calculator dengan mengunakan operasi matematika yang umum digunakan. Ada beberapa jenis analisis raster diantara operasi boolean ("0" atau "1") dan weighted analisis yang terdiri dari sub-analisis overlay (berdata integer), sum (berdata float) dan fuzzy (berdata double). Adapun analisis data vector terdiri dari beberapa operasi, diantaranya dissolve, merge, clip, intersect, union, dan assign data by location. Ariani juga menambahkan analisis GIS juga mampu mengakomodir bermacam-macam pemodelan, sebut saja distribusi larva untuk penentuan lokasi kritis; bahkan ada plugin (modul tambahan pihak ketiga yang umumnya memiliki fungsi specific) khusus untuk merancang MPA yakni Marxan. Laju pembilasan untuk pendeteksinya umbalan atau upwelling dapat dilakukan dengan mempertimbangan batimetri perairan, pemasukan dan model hidrodinamika. Bahkan informasi mengenai ekonomi dengan mudah di-integrasikan kedalam GIS imbuh Ariani. Karena sifatnya memvisualisasikan masalah dan solusi, maka pengguna atau stakeholder akan lebih mudah menangkap pesan. Lalu tunggu apalagi petakan pekerjaan mu dan integrasikan dengan GIS, sehingga memudahkan mengkomunikasikan ide-ide kamu. Mungkin masalahnya bukan pada ide, tapi bagaimana Anda menyampaikannya; GIS bisa jadi salah satu solusinya. (app) Andhika P. Prasetyo Peneliti pada Pusat Riset Perikanan http://dhikafishery.wix.com/fish dhika_fishery@kkp.go.id | dhika_fishery@yahoo.com 081574272686


12 views0 comments

Recent Posts

See All
bottom of page