Jakarta, 2 Mar 2017. Pemodelan adalah aktifitas meniru dunia nyata dengan menyertakan asumsi untuk menyederhanakan masalah. Bidang matematika mengenal sistem dinamis dalam merumuskan masalah dalam bentuk numerik. Diskusi BagIKAN ke-7 kali ini difasilitasi oleh Setiya Triharyuni yang lekat dipanggil Yuyun. Beliau memulai diskusi dengan membedah sistem dinamik dalam me-matematika-kan interaksi species. Paling tidak ada 3 jenis interaksi yakni persaingan, mangsa-pemangsa dan simbiosis (komensalisme, parasitisme dan mutualisme). Rumus dasar sistem dinamis populasi adalah Populasi ke-t = Populasi awal + kelahiran - kematian + imigrasi - emigrasi. Lebih lanjut persamaan tersebut dikembang menjadi bentuk lain yang mampu mengakomodir masalah, seperti tingkat penangkapan, persaingan makan, ketersediaan nutrient, iklim, dll. Wanita yang baru saja menyelesaikan pendidikan S2 Matematika dalam waktu 1.5 tahun menambahkan pertumbuhan umumnya mengikuti pola pertumbuhan logistik (persamaan Verhulsts). Setelah menyusun formula selanjutnya dicarikan kemungkinan solusi kesetimbangan dengan kata lain titik dimana populasi menuju kestabilan. Secara biologi, kondisi dimana semua species dapat hidup berdampingan (coexistence) menjadi perhatian utama. Yuyun lebih lanjut menjelaskan interaksi species yang tak kalah penting yakni interaksi mangsa-pemangsa. Model ini pertama kali dikembangkan oleh Lotka-Voltera untuk populasi darat (terestrial). Mengakomodir sense biologi, model Lotka-Voltera juga mempertimbangkan fungsi respon yang dikenal fungsi Holling. Ada tiga jenis fungsi respon mangsa-pemangsa, yakni tipe 1 yang mengsumsikan mangsa yang dimangsa predator berbanding lurus dengan kepadatan mangsa. Tipe 2 memasukkan waktu penanganan mangsa sehingga fungsi bersifat logistik. Tipe 3 mengasumsikan ada waktu pencarian dan penanganan. Yuyun mengingatkan asumsi mendasar model Lotka-Voltera, yakni species mangsa dan pemangsa hidup dalam satu habitat tertutup dan saling berinteraksi. Sistem dinamis ini dianggap penting untuk menjawab pertanyaan cepat mengenai respon populasi terhadap perubahan parameter. Parameter yang mendekati kenyataan sangat mendukung hasil simulasi. Informasi tentang ekologi dan biologi species yang dikaji tidak kalah penting untuk menghasilkan model yang baik. Tentu ada konsekuensi bila model yang diinginkan semakin mendekati kenyataan, tentunya model akan semakin rumit dan parameter yang dibutuhkan semakin banyak. Yuyun mencontohkan penelitian thesis beliau yang mengkaji dampak penangkapan terhadap interaksi 1 pemangsa dan 2 mangsa yang memiliki siklus hidup yang berbeda, yakni anjing laut, salmon dan herring. Hasil penelitiannya tersebut menunjukkan populasi anjing laut dapat dikonservasi dengan penutupan musim penangkapan ikan salmon dan herring dengan kondisi tertentu. Diskusi juga mengemuka akan pentingan untuk membahasakan matematika kedalam bahasa biologi untuk memudahkan penerimaan. Sebagai model, tentunya perbaikan terus-menerus mutlak diperlukan untuk menghasilkan simulasi yang mendekati kenyataan. Grup pemodelan krusial dibutuhkan untuk menjawab kepentingan pemangku kebijakan. Grup ini harus mampu mengakomodir pada pemerhati dari berbagai bidang keilmuan agar mampu menghasilkan model yang diharapkan. Sayangnya saat ini yang kita lakukan adalah sama sama kerja, buka bekerja sama. Kolaborasi mutlak diperlukan untuk menjawab tantangan kedepan. So, mari menyederhanakan masalah tanpa menyepelekan masalah. (app)
BagIKAN News - Ecological Modelling; Simulasi di meja kamu
Updated: Jun 9, 2020